Sabtu, 20 Februari 2016

Petunjuk Game PS 2 Harvest Fishing

harvest fishing

Game ini menceritakan tentang sebuah keluarga pemancing yang memburu ikan legenda bernama "RIVER KING" . saya akan memberikan tips untuk anda

STREAM

Ayu fishing contest
tangkaplah 3ekor ikan ayu dalam 5 dan kamu akan menang
New rivals
jika kamu pergi melewati ke jembatan disana akan ada nooko,ia akan menjadikanmu rival dan ia akan menyuruhmu menangkap ikan ayu.(ingat ikan harus diatas 8 inci jika tidak kamu akan kalah dan tidak akan mendapatkan salt grilled ayu recipe)
Berenang
dekatilah sungai dan kamu akan diperingatkan kalau kamu tidaqk bisa berenang.pergilah ke rumah old smarty dan bicaralah padanya.
Membuka mountain
 pergilah dan menyebrang ke jermbatan  dekat air terjun ikuti jalan yg ada. di sana nampak jalan tertutup batu dancutscene akan terjadi.kamu akan didatangi seorang pria ia menyuruhmu pergi ke ruamh old smarty.di sana kamu akan disuruh menaruh ikan yamame di semacam gubuk kayu dekat jalan yg tertutup.lalu datanglah "WOOD GOD" ia akan mengambil ikan itu dan menghancurkan batu (ingat ikan harus diatas 13 inci)
Harvest sprite
pergilah ke tengah pulau yang ada di sungai dan kamu akan bertemu semacam kucing berpakaian biru bicaralah dan ia akan memberimu bibit
Fossil 1
bicarah kepada ibu ibu yg berbibir tebal dekat penginapan . ia akan menyuruhmu mencari river trout . berikan river trout padanya dan kau akan mendapatkan map("JANGAN PEDULIKAN") pergilah ke dekat pohon di dekat rumahmu lalu examine dan kau akan menemukan fossil

MOUNTAIN

Milionaire part 2
pergilah ke menyebrang jembatan ke2 kamu akan menemukan orang berbaju merah bergaris,berbicaralah.ia akan memintamu menukarkan seeds dengan vegetables sheet
Benkei
ia adalah orang yg berdiri di tengah jembatan.ia berkata bahwa ia adalah pemancing terhebat di dunia dan telah menangkap 99 ikan. ia tidak akan memperbolehkanmu lewat sebelum kau mendapatkan "ALBINO RAINBOW TROUT".cara mendapatkan ini adalah memancing di pulau berpasir.
Fossil2
cara mendapatkanya adalah dengan memberi makan nussie. nussie adalah dinosaurus berwarna biru.berilah ia 3 ekor ikan maka kamu akan diberi daisuke(anak yg bersama nussie)map di dalam botol.pergilah ke pulau yg ada seorang pemancing dan sebatang phon .examine di dekat pohon
bass festifal
bicaralah pada gadis disebelah pemancing.kau akan disuruh menagkap 6 ekor black bass. jika sudah kau akan diberi boiled prawn recipe
rival 2
bicaralah ke nooko.ia akan menyuruhmu menangkap "GREAT BROWN TROUT' jika sudah kau akan diberi hadiah box lunch.
Cara membuka field
kembalilah ke stream kau akan bertemu gadis berseragam sekolah berbicaralah,kamu akan disuruh menemui takaka yang menutup jalan.tapi iamenyuruhmu kembali (langsung to the point) tangkaplah salmon dan berikan pada gadis berseragam tadi

FIELD
Save the class
bicaralah pada guru yg sedang mengajar.tangkaplah 6 killifish
Nooko fans
bicaralah pada anak gendut di dekat jizo.ia akan menyuruhmu memberikan monster bass kepada nooko.letak monster bass ada di tengah rawa,gunakan washtub yg kaudapat dari benkei.jika sudah,kamu akan diberi hadiah large basket
Cara membuka swamp
bicaralah pada moomon si pembuat kare di stream ia akan menyuruhmu menangkapkan ITOU,CHERRY SALMON&PRAWN.setelah itu ia menyigkir

SWAMP
Detective
di swamp kau akan bertemu pria berbaju coklat,ia adalah detective.Ia menyelidiki pembunuhan dan kamu ikut menyelidiki.misi ini tergolong sulit jadi ikuti petunjuk saya
1.TEMUI ORANG TUA BERTOPI DI BELAKANG DETECTIVE,IA BERKATA BAHWA PELAKUNYA ADALAH WANITA DI DEKAT PROPERTY SHOP
2.PERGILAH KE PROPERTY SHOP DAN BUCARALAH KEPADA PEREMPUAN ITU,TAPI IA MENGATAKAN BAHWA PELAKUNYA SEORANG PRIA
3.PERGILAH KE RUMAH DEKAT JEMBATAN BICARALAH PADA SANG PRIA LALU IABERKATA CARILAH SUZUKA
4.PERGILAH KE TENGAH PULAU DEKAT JEMBATAN YG ADA ANAK KECILNYA BICARALAH
5.PERGILAH KE TEMPAT SUZUKA IA ADALAH PEMANCING YG ADA DI DOWNSTREAM DEKATNYA NOOKO BICARALAH
6.KEMBALILAH KE PROPERTY SHOP DAN BICARALAH PADA WANITA TADI
7.BICARALAH PADA GADIS DI DEKAT SUMUR DEKAT KINCIR AIR
8.KEMBALI KE PROPERTY SHOP DAN BICARALAH PADA ANAK KECIL DEKAT POHON
SELESAI
Rivals 3
bertemulah dengan nooko dan ia memintamu menangkap ikan ioau(semacamya karna saya lupa) sebesar 40 inci.jika sudah maka swamp akan terbuka
SEKIAN


harvest fishing



Game ini menceritakan tentang sebuah keluarga pemancing yang memburu ikan legenda bernama "RIVER KING" . saya akan memberikan tips untuk anda







STREAM







Ayu fishing contest



tangkaplah 3ekor ikan ayu dalam 5 dan kamu akan menang



New rivals



jika kamu pergi melewati ke jembatan disana akan ada nooko,ia akan menjadikanmu rival dan ia akan menyuruhmu menangkap ikan ayu.(ingat ikan harus diatas 8 inci jika tidak kamu akan kalah dan tidak akan mendapatkan salt grilled ayu recipe)



Berenang



dekatilah sungai dan kamu akan diperingatkan kalau kamu tidaqk bisa berenang.pergilah ke rumah old smarty dan bicaralah padanya.



Membuka mountain



pergilah dan menyebrang ke jermbatan dekat air terjun ikuti jalan yg ada. di sana nampak jalan tertutup batu dancutscene akan terjadi.kamu akan didatangi seorang pria ia menyuruhmu pergi ke ruamh old smarty.di sana kamu akan disuruh menaruh ikan yamame di semacam gubuk kayu dekat jalan yg tertutup.lalu datanglah "WOOD GOD" ia akan mengambil ikan itu dan menghancurkan batu (ingat ikan harus diatas 13 inci)



Harvest sprite



pergilah ke tengah pulau yang ada di sungai dan kamu akan bertemu semacam kucing berpakaian biru bicaralah dan ia akan memberimu bibit



Fossil 1



bicarah kepada ibu ibu yg berbibir tebal dekat penginapan . ia akan menyuruhmu mencari river trout . berikan river trout padanya dan kau akan mendapatkan map("JANGAN PEDULIKAN") pergilah ke dekat pohon di dekat rumahmu lalu examine dan kau akan menemukan fossil







MOUNTAIN







Milionaire part 2



pergilah ke menyebrang jembatan ke2 kamu akan menemukan orang berbaju merah bergaris,berbicaralah.ia akan memintamu menukarkan seeds dengan vegetables sheet



Benkei



ia adalah orang yg berdiri di tengah jembatan.ia berkata bahwa ia adalah pemancing terhebat di dunia dan telah menangkap 99 ikan. ia tidak akan memperbolehkanmu lewat sebelum kau mendapatkan "ALBINO RAINBOW TROUT".cara mendapatkan ini adalah memancing di pulau berpasir.



Fossil2



cara mendapatkanya adalah dengan memberi makan nussie. nussie adalah dinosaurus berwarna biru.berilah ia 3 ekor ikan maka kamu akan diberi daisuke(anak yg bersama nussie)map di dalam botol.pergilah ke pulau yg ada seorang pemancing dan sebatang phon .examine di dekat pohon



bass festifal



bicaralah pada gadis disebelah pemancing.kau akan disuruh menagkap 6 ekor black bass. jika sudah kau akan diberi boiled prawn recipe



rival 2



bicaralah ke nooko.ia akan menyuruhmu menangkap "GREAT BROWN TROUT' jika sudah kau akan diberi hadiah box lunch.



Cara membuka field



kembalilah ke stream kau akan bertemu gadis berseragam sekolah berbicaralah,kamu akan disuruh menemui takaka yang menutup jalan.tapi iamenyuruhmu kembali (langsung to the point) tangkaplah salmon dan berikan pada gadis berseragam tadi







FIELD



Save the class



bicaralah pada guru yg sedang mengajar.tangkaplah 6 killifish



Nooko fans



bicaralah pada anak gendut di dekat jizo.ia akan menyuruhmu memberikan monster bass kepada nooko.letak monster bass ada di tengah rawa,gunakan washtub yg kaudapat dari benkei.jika sudah,kamu akan diberi hadiah large basket



Cara membuka swamp



bicaralah pada moomon si pembuat kare di stream ia akan menyuruhmu menangkapkan ITOU,CHERRY SALMON&PRAWN.setelah itu ia menyigkir







SWAMP



Detective



di swamp kau akan bertemu pria berbaju coklat,ia adalah detective.Ia menyelidiki pembunuhan dan kamu ikut menyelidiki.misi ini tergolong sulit jadi ikuti petunjuk saya



1.TEMUI ORANG TUA BERTOPI DI BELAKANG DETECTIVE,IA BERKATA BAHWA PELAKUNYA ADALAH WANITA DI DEKAT PROPERTY SHOP



2.PERGILAH KE PROPERTY SHOP DAN BUCARALAH KEPADA PEREMPUAN ITU,TAPI IA MENGATAKAN BAHWA PELAKUNYA SEORANG PRIA



3.PERGILAH KE RUMAH DEKAT JEMBATAN BICARALAH PADA SANG PRIA LALU IABERKATA CARILAH SUZUKA



4.PERGILAH KE TENGAH PULAU DEKAT JEMBATAN YG ADA ANAK KECILNYA BICARALAH



5.PERGILAH KE TEMPAT SUZUKA IA ADALAH PEMANCING YG ADA DI DOWNSTREAM DEKATNYA NOOKO BICARALAH



6.KEMBALILAH KE PROPERTY SHOP DAN BICARALAH PADA WANITA TADI



7.BICARALAH PADA GADIS DI DEKAT SUMUR DEKAT KINCIR AIR



8.KEMBALI KE PROPERTY SHOP DAN BICARALAH PADA ANAK KECIL DEKAT POHON



SELESAI



Rivals 3



bertemulah dengan nooko dan ia memintamu menangkap ikan ioau(semacamya karna saya lupa) sebesar 40 inci.jika sudah maka swamp akan terbuka

Askep Sectio Caesarea (Seksio Sesaria)

Askep Sectio Caesarea
(Seksio Sesaria)
.
Pengertian Sectio Caesaria (Seksio Sesaria)
Ada beberapa pengertian mengenai sectio caesaria :
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).
askep-scJadi operasi Seksio Sesaria ( sectio caesarea ) adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin ( persalinan buatan ), melalui insisi pada dinding abdomen dan uterus bagian depan sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.
Indikasi Sectio Caesaria
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal ( Dystasia )
Indikasi sectio caesaria pada Ibu
Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul )
Disfungsi uterus
Distosia jaringan lunak
Plasenta previa
His lemah / melemah
Rupture uteri mengancam
Primi muda atau tua
Partus dengan komplikasi
Problema plasenta
Indikasi Sectio Caesaria Pada Anak
Janin besar
Gawat janin
Janin dalam posisi sungsang atau melintang
Fetal distress
Kalainan letak
Hydrocephalus
Kontra Indikasi Sectio Caesaria :
Pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat  sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (Sarwono, 1991)
Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea
1. Abdomen (sectio caesarea abdominalis)
a. Sectio caesarea transperitonealis
SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada corpus uteri)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan :
  • Mengeluarkan janin dengan cepat
  • Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
  • Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan
  • Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonealis yang baik
  • Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan
  • SC ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim)
b. SC ektra peritonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm
Kelebihan :
  • Penjahitan luka lebih mudah
  • Penutupan luka dengan reperitonealisasi yang baik
  • Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum
  • Perdarahan tidak begitu banyak
  • Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang atau lebih kecil
Kekurangan :
  • Luka dapat melebar kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan uteri  pecah sehingga mengakibatkan perdarahan banyak
  • Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi
2. Vagina (section caesarea vaginalis)
Menurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai berikut (Mochtar, Rustam, 1992) :
1. Sayatan memanjang ( longitudinal )
2. Sayatan melintang ( Transversal )
3. Sayatan huruf T ( T insicion )
Prognosis Operasi Sectio Caesarea
Pada Ibu
Dulu angka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin tinggi. Pada masa sekarang oleh karena kemajuan yang pesat dalam tehnik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika angka ini sangat menurun.
Angka kematian ibu pada rumah-rumah sakit dengan fasilitas operasi yang baik dan oleh tenaga – tenaga yang cekatan adalah kurang dari 2 per 1000.
Pada anak
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan sectio caesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan sectio caesaria. Menurut statistik di negara – negara dengan pengawasan antenatal dan intra natal yang baik, kematian perinatal pasca sectio caesaria berkisar antara 4 hingga 7 %. (Sarwono, 1999).
Komplikasi Operasi Sectio Caesarea
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
- Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
- Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung
- Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
- Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
- Perdarahan pada plasenta bed
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi
4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya
Pemeriksaan Diagnostik
Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
Pemantauan EKG
JDL dengan diferensial
Elektrolit
Hemoglobin/Hematokrit
Golongan darah
Urinalisis
Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi.
Ultrasound sesuai pesanan
(Tucker, Susan Martin, 1998)
Asuhan Keperawatan Sektio Caesaria
1. Devisit Volume Cairan b.d Perdarahan
Tujuan: Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan
output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi:
a.Kaji kondisi status hemodinamika.
R/ Pengeluaran cairan akibat operasi yang berlebih merupakan faktor utama masalah.
b.Ukur pengeluaran harian.
R/ Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang selama masa post operasi dan harian.
c.Berikan sejumlah cairan pengganti harian.
R/ Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif.
d.Evaluasi status hemodinamika.
R/ Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik.
2. Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan: Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi:
a.Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
R/ Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk.
b.Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum.
R/ Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi, tetapi dapat mempengaruhi kondisi luka post operasi dan berkurangnya energi.
c.Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
R/ Mengistiratkan klien secara optimal.
d.Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien.
R/ Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan.
e.Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas.
R/ Menilai kondisi umum klien.
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b.d luka post operasi
Tujuan: Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.
Intervensi:
a.Kaji kondisi nyeri yang dialami klien.
R/ Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala
maupun dsekripsi.
b.Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri.
c.Ajarkan teknik distraksi.
R/ Pengurangan persepsi nyeri.
d.Kolaborasi pemberian analgetika.
R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik.
4. Resiko tinggi Infeksi b.d perdarahan, luka post operasi.
Tujuan: Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan dan luka
operasi.
Intervensi:
a.Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R/ Perubahan yang terjadi pada dischart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
b.Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.
c.Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
R/ Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart.
d.Lakukan perawatan luka.
R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
e.Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi.
R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
Daftar Pustaka
Allen, Carol Vestal, (1998) Memahami Proses Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC.
Carpenito L. J, 2001, Diagnosa keperawatan, Jakarta : EGC
Doengoes, M E, 2000, Rencana Askep pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Mary,(1995) Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6, EGC. Jakarta.
Ibrahim S. Cristina,(1993) Perawatan Kebidanan, Bratara Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC. Jakarta.
Martius, Gerhard, (1997), Bedah Kebidanan Martius, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Muchtar, Rustam,(1998), Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 1, EGC. Jakarta.
Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGC
Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta : EGC.
Sarwono Prawiroharjo,(1999)., Ilmu Kebidanan, Edisi 2 Cetakan II Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Tucker, Susan Martin, (1998), Standar Perawatan Pasien, Edisi 5, Volume 4, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM

ASKEP ASFIKSIA NEONATORUM
A. PENGERTIAN
Asfiksia Neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. (Mochtar, 1989)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 1998)
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Mansjoer, 2000)
Asfiksia berarti hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. (Saiffudin, 2001)
Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (penurunan PaO2), hiperkarbia (peningkatan PaCO2), dan asidosis (penurunan PH).

B. JENIS ASFIKSIA
Ada dua macam jenis asfiksia, yaitu :
1. Asfiksia livida (biru)
2. Asfiksia pallida (putih)


C. KLSIFIKASI ASFIKSIA
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR
a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10

D. ETIOLOGI
Penyebab asfiksia menurut Mochtar (1989) adalah :
1. Asfiksia dalam kehamilan
a. Penyakit infeksi akut
b. Penyakit infeksi kronik
c. Keracunan oleh obat-obat bius
d. Uraemia dan toksemia gravidarum
e. Anemia berat
f. Cacat bawaan
g. Trauma
2. Asfiksia dalam persalinan
a. Kekurangan O2.
• Partus lama (CPD, rigid serviks dan atonia/ insersi uteri)
• Ruptur uteri yang memberat, kontraksi uterus yang terus-menerus mengganggu sirkulasi darah ke uri.
• Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
• Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepaladan panggul.
• Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya.
• Perdarahan banyak : plasenta previa dan solutio plasenta.
• Kalau plasenta sudah tua : postmaturitas (serotinus), disfungsi uteri.

b. Paralisis pusat pernafasan
• Trauma dari luar seperti oleh tindakan forseps
• Trauma dari dalam : akibat obet bius.
Penyebab asfiksia Stright (2004)
1. Faktor ibu, meliputi amnionitis, anemia, diabetes hioertensi ynag diinduksi oleh kehamilan, obat-obatan iinfeksi.
2. Faktor uterus, meliputi persalinan lama, persentasi janin abnormal.
3. Faktor plasenta, meliputi plasenta previa, solusio plasenta, insufisiensi plasenta.
4. Faktor umbilikal, meliputi prolaps tali pusat, lilitan tali pusat.
5. Faktor janin, meliputi disproporsi sefalopelvis, kelainan kongenital, kesulitan kelahiran.

E. MANIFESTASI KLINIK
1. Pada Kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100 x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
• Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
• Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia
• Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat

2. Pada bayi setelah lahir
a. Bayi pucat dan kebiru-biruan
b. Usaha bernafas minimal atau tidak ada
c. Hipoksia
d. Asidosis metabolik atau respiratori
e. Perubahan fungsi jantung
f. Kegagalan sistem multiorgan
g. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik : kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik/ tidak menangis.

F. PATOFISIOLOGI
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang.
Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung terus menurun , tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder. Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera.

G. PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM
Untuk Melihat Pathway klik DI SINI
Untuk Mendownload Pathway klik DI SINI

H. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL
Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain :
1. Edema otak & Perdarahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.
2. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit.
3.Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif.
4. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.

I. PENATALAKSANAAN
Telah Di bahas sebelumnya di daLam PROSEDUR PENATALAKSANAAN ASFIKSIA NEONATORUM

ASUHAN KEPERWATAN
PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA

A. PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
• Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
• Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
• Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
• Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
2. Eliminasi
• Dapat berkemih saat lahir.
3. Makanan/ cairan
• Berat badan : 2500-4000 gram
• Panjang badan : 44-45 cm
• Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
4. Neurosensori
• Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
• Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).
• Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang)
5. Pernafasan
• Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7-10.
• Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
• Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.

6. Keamanan
• Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).
• Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal)

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.
• Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%.
• Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah, menunjukkan kondisi hemolitik.

C. PRIORITAS KEPERAWATAN
• Meningkatkan upaya kardiovaskuler efektif.
• Memberikan lingkungan termonetral dan mempertahankan suhu tubuh.
• Mencegah cidera atau komplikasi.
• Meningkatkan kedekatan orang tua-bayi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus banyak
2.      Penurunan cardiac out put berhubungan dengan edema paru
3.      Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
4.      Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
5.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya hipovolemia
6.      Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kurangnya suplai O2 dalam darah.
C.    RENCANA INTERVENSI
DP 2: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus banyak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan jalan nafas lancar.           
Kriteria Hasil :
1.      Mudah dalam bernafas.
2.      Tidak adanya sianosis.
3.      PaCO2 dalam batas normal.
4.      Keseimbangan perfusi ventilasi
Intevensi :
1.      Tentukan kebutuhan oral/ suction tracheal.
R/untuk meentukan tindakan keperawatan yang tepat
2.      Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction .
R/untuk mengetahui perubahan pernafasan sesudah dan sebelum suction
3.      Beritahu keluarga tentang suction.
R/menambah pengetahuan agar keluarga tidak cemas
4.      Monitor status oksigen pasien, status hemodinamik segera sebelum, selama dan sesudah suction.
R/oksigen pasien dalam keadaan statis
Resusitasi  Neonatus:
1.      Siapkan perlengkapan resusitasi sebelum persalinan.
2.      Tes resusitasi bagian suction dan aliran O2 untuk memastikan dapat berfungsi dengan baik.
3.      Tempatkan BBL di bawah lampu pemanas radiasi.
4.      Masukkan laryngoskopy untuk memvisualisasi trachea untuk menghisap
mekonium.Intubasi dengan endotracheal untuk mengeluarkan mekonium
5.      dari jalan nafas bawah.Berikan stimulasi taktil pada telapak kaki atau punggung bayi.
6.      Monitor respirasi.
7.      Lakukan auskultasi untuk memastikan vetilasi adekuat.
DP 2    : Penurunan cardiac out put berhubungan dengan edema paru.           
Tujuan : Menunjukan curah jantung dalam batas normal      
Kriteria hasil:
1.      Menunjukan warna kulit yang normal
2.      Edema perifer tidak ada
3.      Bunyi nafas tambahan tidak ada
4.      Distensi vena leher tidak ada
Intervensi:
1.      Monitoring jantung paru
R/untuk mengetahui
2.      Mengkaji tanda vital
R/untuk memonitor kerja jantung apakah telah berfungsi dengan baik.
3.      Memonitor perfusi jaringan tiap 2-4 jam
R/kebutuhan jaringan terpenuhi
4.      Memonitor denyut nadi
R/menunjukkan kerja jantung
5.      Kolaborasi dalam pemberian vasodilator
6.      R/agar pembuluh darah dapat berdilatasi dan dapat mengalirkan oksigen dengan baik yang ada dalam darah.
DP 3    : Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pola nafas menjadi efektif.           
Kriteria hasil :
1.      Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif.
2.      Ekspansi dada simetris.
3.      Tidak ada bunyi nafas tambahan.
4.      Kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.
Intervensi :
1.      Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan melakukan  pengisapan lendir.
R/membebaskan jalan nafas
2.      Pantau status pernafasan dan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan.
R/kebutuhan oksigen terpenuhi   
3.      Auskultasi jalan nafas untuk mengetahui adanya penurunan ventilasi.
R/mengetahui keefektifan jalan  nafas     
4.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan AGD dan pemakaian alat bantu    nafas
R/alat bantu nafas dapat mengefektifkan pernafasan      
5.      Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan.
R/agar kebutuhan oksigen terpenuhi        
DP 4: Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi.     
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan pertukaran gas teratasi.           
Kriteria hasil :
1.      Tidak sesak nafas
2.      Fungsi paru dalam batas normal
Intervensi :    
1.      Kaji bunyi paru, frekuensi nafas, kedalaman nafas dan produksi sputum.
R/mengetahui kelainan nafas pada bayi   
2.      Pantau saturasi O2 dengan oksimetri
R/mengetahui kosentrasi oksigen 
3.      Pantau hasil Analisa Gas Darah
R/Sbagai pemeriksaan penunjang
DP 5: Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya hipovolemia
Tujuan: Menunjukan peningkatan perfusi sesuai secara individual
Kriteri hasil:
1. Status mental dalam keadaan normal
2.Irama jantung dan nadi perifer dalam batas normal
3.Tidak ada sianosis sentral atau perifer
4.Kulit hangat
5.Keluaran urine dan berat jenis dalam batas normal
Intervensi:
1.      Mempertahankan output yang normal dengan cara mempertahankan intake dan output.
R/untuk keseimbangan antara intake dan output
2.      Kolaborasi dalam pemberian diuretik sesuai indikasi
R/diuretic membantu pengontrolan output
3.      Memonitor laboratorium urine lengkap
R/sebagai pedoman dalam melakukan tindakan yang tepat        
DP 6 : Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kurangnya suplai O2 dalam darah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan suhu tubuh normal.           
Kriteria Hasil :
1.      Temperatur badan dalam batas normal.
2.      Tidak terjadi distress pernafasan.
3.      Tidak gelisah.
4.      Perubahan warna kulit.
5.      Bilirubin dalam batas normal.
Intervensi :
1.      Hindarkan pasien dari kedinginan dan tempatkan pada lingkungan yang hangat.
R/untuk menghindarkan bayi dari hipothermi     
2.      Monitor gejala yang berhubungan dengan hipotermi, misal fatigue, apatis, perubahan warna kulit dll.
 R/untuk meminimalkan resiko terjadinya hipotermi
3.      Monitor temperatur dan warna kulit.
R/memudahkan untuk mendeteksi bayi hipothermi
4.      Monitor TTV.
R/bayi sangat rentan kehilangan panas    
5.      Monitor adanya bradikardi.
R/memantau adanya masalah dalam pernafasan
6.      Monitor status pernafasan.
R/mengetahui pernafasan tetap dalam keadaan normal   
7.      Monitor temperatur BBL setiap 2 jam sampai suhu stabil.
R/untuk memantau suhu bayi tetap dalam keadaan stabil
8.      Tempatkan BBL pada inkubator bila perlu.
R/untuk menjaga kestabilan suhu bayi.    
D.    EVALUASI
Bayi dapat bernafas secara normal,curah jantung dalam batas normal serta keseimbangan suhu bayi terjaga dan bayi tidak menunjukkan tanda-tanda hipotermi/hipertermi.





DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Hassan, R dkk. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid 3. Jakarta : Informedika
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius.
Santosa, B. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.
Wilkinson. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Criteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
Manuaba, I. B. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
Mochtar. R. 1989. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Saifudin. A. B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Straight. B. R. 2004. Keperawatan Ibu Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC
terdapat pada http://www.freewebs.com/asfiksia/polacederaasfiksia.htm